Jumat, 22 April 2011

SEJARAH PERJALANAN KURIKULUM


PENDAHULUAN

Dewasa ini, seiring dengan perkembangan zaman maka kebutuhan masyarakat juga semakin kompleks. Sehingga pendidikan yang telah ada dirasakan kurang dapat memenuhi kebutuhan yang ada. Dengan adanya tuntutan ini pendidikan memerlukan banyak penyesuaian termasuk kurikulumnya. Hal ini dikarenakan kurikulum merupakan salah satu penentu dari keberhasilan pendidikan, dan kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Sebagai suatu rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan mempersiapkan generasi muda untuk terjun ke lingkungan masyarakat. Pendidikan bukan hanya terbatas pada kegiatan formal belajar mengajar dikelas yang dilakukan oleh seorang guru, tetapi memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta nilainilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat bagi para siswa. Dalam sejarah perkembangan pendidikan di Indonesia, kurikulum kita telah mengalami beberapa perubahan dan penyempurnaan. Tercatat sejak tahun 1945 hingga sekarang kurikulum di Indonesia telah mengalami penyempurnaan sebanyak sembilan kali.
Di Indonesia sebelum proklamasi kemerdekaan terutama dalam periode penjajahan sejak permulaan abad ke 20 sudah dikenal adanya penjenjangan persekolahan dari tingkat Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Sampai tahun 1942 pada tingkat Sekolah Dasar, pendidikan sudah dibedakan mulai dari kurikulum, fasilitas belajar dan gurunya, yaitu antara sekolah untuk rakyat jelata pribuni, pribumi priayi, dan untuk anak-anak orang keturunan China dan Eropa.
Pada saat zaman hindu budha, pendidikan hanya dinikmati oleh kelas Brahmana, yang merupakan kelas teratas dalam kasta Hindu. Mereka umumnya belajar teologi, sastra, bahasa, ilmu pasti, dan ilmu seni bangunan. Sejarah mencatat, kerajaan-kerajaan Hindu seperti Kalingga, Kediri, Singosari, dan Majapahit, melahirkan para empu, punjangga, karya sastra, dan seni yang hebat.
Sedangkan sekolah pada masa penjajahan  belanda yang dapat dibedakan dalam tiga golongan:
  1. Sekolah untuk anak pribumi yang terdiri dari Volksschool atau Sekolah Desa 3 tahun berbahasa pengantar bahasa daerah. Yang ditekankan pada sekolah desa adalah pelajaran membaca, menulis, dan berhitung. Tamatan sekolah desa dapat meneruskan ke sekolah sambungan (Vervolgschool) 2 tahun dengan bahasa pengantar bahasa daerah serta Sekolah Peralihan (Schakelschool) yaitu sekolah lanjutan untuk sekolah desa dengan lama belajar seluruhnya 5 tahun dan berbahasa Belanda dalam kegiatan belajar-mengajar. Tamatan sekolah ini dapat melanjutkan ke sekolah guru (CVO) dan Normal School atau ke MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) atau sekolah rendah yang diperluas (kirakiara setara dengan SMP masa kini). Selain itu, dikenal pula Erste Indlandscheschool (Sekolah Kelas I) dan Tweede Inlandscheschool (Sekolah Kelas II).
2.     Sekolah untuk anak keluarga ningrat atau bangsawan, tokoh-tokoh terkemuka atau pegawai negeri adalah HIS (Hollandsch Inlandscheschool) 7 tahun yang sering juga disebut Sekolah Bumiputera Belanda yang berbahasa pengantar bahasa Belanda. Sedangkan, untuk anak rakyat jelata dapat bersekolah di Sekolah Bumiputera (Indlancsheschool) 5 tahun yang berbahasa pengantar bahasa daerah. Kemudian, anak-anak pribumi tamatan MULO dapat masuk ke Kweekschool (KS atau sekolah guru) atau Stovia (School Tot Opleiding van Inlansche Artsen) yang sering disebut juga sebagai Sekolah Dokter Jawa dengan masa belajar 7 tahun
  1. Sekolah-sekolah untuk golongan Timur Asing seperti Sekolah Cina 5 tahun yang berbahasa pengantar bahasa Cina dan HCS (Hollandsch Chineeseschool) 7 tahun yang berbahasa pengantar bahasa Belanda. Selain itu ada pula sekolah untuk anak keturunan Arab, yaitu Hollandsch Arabischeschool (HAS) dan untuk anak-anak orang Ambon, yaitu Ambonsche Burgerschool dan untuk anak-anak serdadu KNIL asal Ambon – Ambonsche Soldaten School (ASS) yang terdapat di kota-kota garnisun besar, seperti Magelang, Jakarta atau Padang. Selain itu, atas usaha swasta seperti Zending dan Missi didirikan pula sekolah Jawa-Belanda atau Hollandsch Javaanscheschool (HJS). Untuk anak bangsawan didirikan juga sekolah dasar khusus yang disebut Sekolah Raja  (Hoofden School). Sekolah ini semula didirikan di Tondano pada tahun 1865 dan 1872 tapi kemudian diintegrasikan ke ELS atau HIS. Tamatan sekolahsekolah ini dapat melanjutkan ke MULO dan seterusnya ke AMS (Algemeene Middelbar School yang dapat disetarakan dengan SMA sekarang) 3 tahun mirip HBS (Hoogere Burger School) atau sekolah menengah lanjutan dari ELS.
4.  Sekolah-sekolah untuk anak-anak Eropa, keturunan Timur Asing atau tokoh pribumi terkemuka dari pendidikan dasar s.d. pendidikan tinggi, yaitu ELS (Europesche Lagere School) 7 tahun yang berbahasa pengantar bahasa Belanda. Tamatannya melanjutkan ke HBS (Hoogere Burger School) 3 tahun dan 5 tahun atau Lyceum (Lycea) 6 tahun, Middelbare Meisjeschool 5 tahun, Rechts Hoogeschool 5 tahun, atau Geneeskundige Hoogeschool atau Sekolah Tinggi Kedokteran 8 setengah tahun dan Kedokteran Gigi 5 tahun. Sekolah dan kursus pada strata yang lebih tinggi yang didirikan Belanda antara lain GHS (Geneeskundige Hoogeschool), HAC (Hoofd Akte Cursus), RHS (Rechts Hoogeschool), THS (Technische Hogeschool), HKS (Hogeere Kweekschool), HIK (Hollandsch Inlandsche Kweekschool).
                                                                                      

           









Sekolah seperti ini menggunakan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar
Di ruang kelas sekolah untuk anak pribumi
 

Rapor sekolah zaman belanda dari St. Ursula, Bandung tahun ajaran 1933-1934
 

 


                                                                      
Pada masa pendudukan Jepang, sekolah-sekolah berbahasa Belanda ditutup. Seluruh sekolah dasar hanyalah berbentuk SR atau Sekolah Rakyat dengan lama belajar 6 tahun. Dengan demikian, masa pendudukan Jepang menyediakan jalan untuk menyederhanakan dan menyeragamkan sistem persekolahan yang bermacam-macam yang berciri diskriminatif.
Sekolah dasar pada masa pendudukan Jepang menekankan pendidikan praktis, tidak seperti sistem Belanda yang berciri akademis. Pendudukan Jepang hanya berlangsung tiga setengah tahun, namun muncul kebijakan pendidikan penting yang berlangsung terus sampai sekarang. Misalnya, sistem 6 tahun sekolah dasar, 3 tahun sekolah menengah pertama, dan 3 tahun ,sekolah menengah atas (sistem 6 – 3 – 3). Pendidikan jasmani atau senam fisik (disebut taisō) secara rutin dipraktikkan pagi hari pada waktu yang sama di seluruh Indonesia dan ada yang berpendapat bahwa kebiasaan ini merupakan asalmula Senam Pagi yang diwajibkan di semua sekolah dan kantor pemerintah pada salah satu hari dalam seminggu selama era pemerintahan Soeharto.
Setelah Indonesia merdeka dalam pendidikan dikenal beberapa masa pemberlakuan kurikulum yaitu kurikulum sederhana (1947-1964), pembaharuan kurikulum (1968 dan 1975), kurikulum berbasis keterampilan proses (1984 dan 1994), dan kurikulum berbasis kompetensi (2004 dan 2006)




PEMBAHASAN

·          KURIKULUM SEDERHANA (1947-1964)

KURIKULUM 1947
Struktur program Sekolah Rakyat  Yang berbahasa daerah sampai Kelas III
(Rencana Pelajaran 1947)

No
Mata Pelajaran
Kelas
Keterangan
1
2
3
4
5
6
Di Kelas I
dan II lama
tiap jam
pelajaran: 30
menit; di
Kelas IV ke
atas: 40 menit
1.
B. Indonesia
-
-
8
8
8
8
2.
B. Daerah
10
10
6
4
4
4
3.
Berhitung
6
6
7
7
7
7
4.
Ilmu Alam
-
-
-
-
1
1
5.
Ilmu Hayat *
-
-
-
2
2
2
6.
Ilmu Bumi
-
-
1
1
2
2
7.
Sejarah
-
-
-
1
2
2
8.
Menggambar
-
-
-
-
2
2
9.
Menulis
4
4
3
3
-
-
10.
Seni Suara
2
2
2
2
2
2
11.
Pekerjaan Tangan
1
1
2
2
2
2
12.
Pekerjaan keputrian**
-
-
-
1
2
2
13.
Gerak Badan***
3
3
3
3
3
3
14.
Kebersihan dan kesehatan
1
1
1
1
1
1
15.
Didikan budi pekerti ****
1
1
2
2
2
3
16.
Pendidikan agama*****
-
-
-
2
2
2

JUMLAH
28
28
35
38
40
41

** Diadakan pada hari Jumat sesudah Pukul 11.
*** Termasuk juga tari dan pencak.
**** Berdasarkan Keputusan Menteri PP dan K 19 – 11-1946, No. 1153/A.
***** Berdasarkan Penetapan Bersama Menteri PP dan K dan Menteri Agama
Struktur program Sekolah Rakyat  Yang berbahasa pengantar
Bahasa Indonesia dari kelas I
(Rencana Pelajaran 1947)

No
Mata Pelajaran
Kelas
Keterangan
1
2
3
4
5
6
Di Kelas I
dan II lama
tiap jam
pelajaran: 30
menit; di
Kelas IV ke
atas: 40 menit
1.
B. Indonesia
10
10
8
8
8
8
2.
Berhitung
6
6
7
7
7
7
3.
Ilmu Alam
-
-
-
-
1
1
4.
Ilmu Hayat *
-
-
-
2
2
2
5.
Ilmu Bumi
-
-
1
1
2
2
6.
Sejarah
-
-
-
1
2
2
7.
Menggambar
-
-
-
-
2
2
8.
Menulis
4
4
4
4
-
-
9.
Seni Suara
2
2
3
3
3
3
10.
Pekerjaan Tangan
1
1
3
3
3
3
11.
Pekerjaan keputrian**
-
-
-
1
2
2
12.
Gerak Badan***
3
3
3
3
3
3
13.
Kebersihan dan kesehatan
1
1
1
1
1
1
14.
Didikan budi pekerti ****
1
1
2
2
2
3
15.
Pendidikan agama*****
-
-
-
2
2
2

JUMLAH
28
28
33
37
38
38

** Diadakan pada hari Jumat sesudah Pukul 11.
*** Termasuk juga tari dan pencak.
**** Berdasarkan Keputusan Menteri PP dan K 19 – 11-1946, No. 1153/A.
***** Berdasarkan Penetapan Bersama Menteri PP dan K dan Menteri Agama

Struktur program Sekolah Rakyat yang diselenggarakan sore hari

(Rencana Pelajaran 1947)

No
Mata Pelajaran
Kelas


I
II
III
IV
A   B
A   B
A   B
A   B
1.
B. Indonesia
7   -
7   -
8   8
8   8
2.
B ahasa Daerah
-         7
-   7
-   6
-   4
3.
Berhitung
5   5
5   5
9   8
8  7
4.
Ilmu Alam
-              -
-    -
-   -
-   -
5.
Ilmu Hayat
           -    -
          -    -
           -    -
           -    -
6.
Ilmu Bumi
           -    -
          -    1
           1   1
           1   1
7.
Sejarah
           -    -
          -    -
           -    -
           1   1
8.
Menggambar
          3    3
          3    3
          4    3
           4   3
9.
Menulis
           -    -
           -    -
           -    -
           -    -
10.
Seni Suara
          2    2
          2    2
          3    2
          2    2
11.
Pekerjaan Tangan
          1    1
          1    1
          3    2
          2    2
12.
Pekerjaan keputrian
           -    -
           -    -
           -    -
          1    1
13.
Gerak Badan
          3    3
          3    3
          4    3
          4    3
14.
Kebersihan dan kesehatan
          1    1
          1    1
          1    1
          1    1
15.
Didikan budi pekerti **
          1    1
          1    1
          2    1
          2    2
16.
Pendidikan agama*****
           -    -
           -    -
          -    -
          2    2

JUMLAH
         23   23
         23    24
          35   35
         38   38

1 komentar: